Sabtu, 12 Juni 2010

Siapakah Sebenarnya Mustafa Kemal Attaturk

Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan....

----------



Penulisan sejarah biasanya berkaitan erat dengan siapa yang menjadi penguasa di zaman sejarah tersebut dibuat. Sebagai contoh sederhana, di zaman Soeharto berkuasa, ia menciptakan sejarah tentang jasa-jasanya menyelamatkan bangsa dan negara dari kudeta. Namun di zaman reformasi, banyak pakar sejarah yang berusaha merevisi ulang semua dogma tersebut.

Contoh lain adalah nama Mustafa Kemal Attaturk. Dalam sejarah dunia dia dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus pecundang.


Mustafa Kemal Attaturk

Terjagalnya Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata. Sebagaimana kebaikan yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian, membutuhkan proses. Mustafa Kemal Ataturk menjagal Khilafah juga bukan proses sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal abad ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Quran dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.

Liberalisasi di Eropa Barat

Setelah mengalami Renaisance abad ke-15 M, masyarakat Eropa Barat bersepakat untuk memisahkan agama dari kehidupan alias menganut faham sekulerisme. Sekulerisme ini dikristalkan oleh John Locke filosof Inggris menjadi ideologi Liberal, sebuah ideologi yang menempatkan manusia bebas dari ikatan apa pun, baik ikatan agama ataupun selain agama. Liberal dalam beragama, berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, liberal dalam segala hal. Ideologi inilah yang akan menghantarkan Barat kepada kebangkitannya, walau kebangkitan yang semu.

Semangat Liberalisme ini mendorong pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789 yang mengusung jargon "Liberte, Egalite, dan Fraternite". Revolusi Perancis berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja dari masyarakat, negara maupun politik. Di awal abad ke-19 M, Perancis muncul menjadi paling kuat dan maju, menjadi negara nomor satu di dunia di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.

Khilafah Turki Utsmani Melirik Liberalisme

Sementara itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat revolusi Industri telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa diambil dari bangsa manapun, dan mana peradaban yang harus disaring.

Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu, tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.

Mustafa Lahir

Pada kondisi Khilafah sedang sakit ideologi inilah Mustafa Kemal Ataturk yang akan menjadi penjagal Khilafah dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Maret 1881. Nama aslinya Mustafa. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani). Saat itu Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa bernama Ali Riza yang meninggal saat putranya berumur 7 tahun. Ibu Mustafa bernama Zubeyde Hanim, seorang muslimah taat yang berharap Mustafa menjadi ulama yang faqih.

Namun Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi remaja pemberontak melawan segala bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang ajar pada gurunya. Di depan kawannya, ia sangat arogan dan penyendiri.

Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan ke akademi militer di Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.

Di militer, nampaknya Mustafa menemukan dunianya. Ia mampu menunjukkan prestasi akademik yang bagus, sehingga salah satu pelajar menjulukinya "Kemal" yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia panggil Mustafa Kemal.

Mustafa Dicekoki Ideologi Liberal

Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke sebuah akademi di Monastir.

Saat-saat liburannya di Salonika, Mustafa Kemal senang berkunjung ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar, menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal senang minum-minuman keras.

Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja "menangkapnya". Para pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi. Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau, Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan sultan sebelum dia berumur 20 tahun.

Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul. Di sana dia menjadi pengunjung rutin rumah Madame Corinne, seorang janda Italia yang hidup di Pera, sebuah distrik kota yang telah mengalami Westernisasi. Ia pun hanyut dalam minum-minuman keras, bermain judi, dan bersenang-senang dengan musik.

Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian akhir, Mustafa lulus dengan gelar kehormatan pada Januari 1905 sebagai kapten.

Mustafa menjadi atase militer di Sofia.

Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran "liberal" yang merongrong pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian terhadap syariat yang dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbab dan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.

Mustafa diundang untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian rumah-rumah orang Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Italia dan organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda menjadikan perlindungan yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka mendapat bantuan finansial dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai pihak.

Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke Syari'at Islam.

Pema'zulan Sultan Abdul Hamid II

Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan Syaikhul Islam, Mohammad Diauddin Afandi, berhasil memberhentikan Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut. Sejak saat itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki.

Setelah pemberhentian Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang memfitnah dan menyerang Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai orang yang menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam dan menampilkan Turki Muda sebagai pahlawan.

Dalam buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh kaum sekuler, Gerakan Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mencapai perbaikan nasib menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut sebagai Kaum Kolot. Gerakan Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan nasionalis sekuler di Indonesia.

Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun 1909 M Sultan Muhammad Risyad menggantikannya sebagai Khalifah Turki Utsmani. Namun pemerintahannya sebenarnya sudah tidak berarti karena dibawah perintah Turki Muda.

Di tubuh Turki Muda sendiri terjadi perpecahan. Mustafa Kemal akhirnya meninggalkan Turki Muda dan kembali menekuni kemiliteran 10 tahun berikutnya seperti sebelumnya. Berkat pribadi keras dan kecerdasannya, ia merengkuh banyak kekuasaan politik. Ia habiskan malam dengan mengadakan rapat rahasia untuk merencanakan makar, yang diharapkan menghasilkan kekuasaan absolut baginya.

Khilafah Turki Utsmani Terseret Perang Dunia I

Tahun 1914 Pecah Perang Dunia Pertama. Jerman yang menguasai minyak di Irak dan mengancam sumber minyak Inggris di Iran dan Jazirah Arab, dengan kekuatan besar berambisi menguasai dunia. Inggris, Perancis dan Rusia pun bersekutu mengumumkan perang melawan Jerman. Selain beraliansi dengan Austria, Jerman membujuk Khilafah Turki Utsmani untuk ikut Perang Dunia I melawan Sekutu.

Tahun 1918 Jerman dan Austria- Hungaria dituntut meletakkan senjata. Maka berakhirlah Perang Dunia I. Kemenangan akhirnya ada di pihak Sekutu. Setelah Rusia keluar dari persekutuan dan AS kembali ke politik isolasinya, tinggallah Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah Khilafah Utsmani.

Ketika Inggris menduduki Istambul, ibukota Khilafah Utsmaniyah Mustafa Kemal melarikan diri ke Anatolia, tempat ia memulai perjuangan untuk pembebasan Turki. Kebiasaan berzina diteruskan Kemal pada para wanita pemburu cinta, yang berkeliaran di sekitar garnisun.

Mustafa Kemal Menjadi Pahlawan Boneka

Untuk mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan seorang pahlawan boneka yang bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan ini akan menjadi harapan umat Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan mereka jatuh kepada Mustafa Kemal.

Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan "impian mereka" yang telah lama didambakan dalam pribadi Mustafa Kemal, seorang yang memiliki watak diktator. Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen bernama Amstrong yang memiliki hubungan dekat dengan Kemal.

Skenario ini dilaksanakan. Di akhir Perang Dunia I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.

Tanpa mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya gelar "ghazi" (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding). Saat Yunani kalah dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan, dan memuja Mustafa Kemal sebagai sang Penyelamat. Ia digelari Pembela Kebenaran. Berbagai pengakuan para diplomat asing makin meneguhkan kedudukannya sebagai pahlawan Turki melawan Barat. Para khatib menyambutnya dengan sangat hangat. Para penyair memujinya. Ahmad Syauqi, misalnya dalam sebuah awal baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal dengan Khalid bin Walid si pedang Allah dengan syairnya.

"Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan wahai Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!"

Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa sukses!

Sekarang Mustafa Kemal menjadi seorang panglima militer yang memiliki kedudukan Banyak wanita yang memujanya dengan mengenakan foto Kemal dalam locket di lehernya. Sebagai pembebas negaranya, Mustafa kemal sudah terbiasa tidur dengan para wanita yang mau dan bernafsu.

Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah. Ketika dia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di hadapan publik, "Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing."

Mustafa Mulai Membuka Topeng

Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara.

Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin (Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November 1922.

Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam. Pada tanggal 19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini sebenarnya hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak memiliki kekuasaaan apa-apa.

Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya.

Tidak lama berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan mengeliminasi segala hal berbau Islam, Turki bisa 'maju' menjadi bangsa modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.

Pernikahan Mustafa Kemal

Mustafa Kemal akhirnya menikah juga. Ia menikah dengan Latife Usakligil.anak perempuan Ushakizade Muammer, seorang Smyrna yang kaya dan berminat pada perkapalan dan perdagangan intgernasional. Meskipun Latife orang turki yang berkulit zaitun dan memiliki mata gelap dan besar, namun ia telah belajar ilmu hukum di Eropa dan berbahasa Perancis seperti wanita Perancis. Mereka menikah di rumah ayah Latife dengan gaya Eropa sebagai upaya untuk menghapuskan adat-adat yang Islami. Dalam perkawinan Islam, pengantin laki-laki dan perempuan tidak boleh saling bertemu sampai setelah upacara akad nikah selesai. Namun, Kemal dan Latife melanggar tradisi dan mengucapkan janji setia mereka sambil duduk di atas bangku.

Setelah itu Kemal mengajak istrinya melakukan perjalanan bulan madu, dengan memanfaatkan isterinya sebagai contoh dalam kampanyenya untuk menggalakkan emansipasi terhadap wanita Turki. "Itulah cara untuk memperlakukan seorang wanita," katanya, dengan menunjuk Latife yang berdiri di sampingnya dengan mengenakan celana. Memamerkan isteri barunya dengan cara yang tidak lazim semacam itu menyulut kemarahan bagi kalangan Islam yang mereka sebut tradisionalis di antara lawan-lawan politiknya, khususnya ketika Latife tampil mengenakan gaun pendek yang mempertontonkan bagian-bagian tubuh secara terbuka pada berbagai acara pesta besar.

Tahun 1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan negara-negara Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (lausane). Perjanjian itu mewajibkan Turki menerima beberapa syarat yang dikenal dengan nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun adalah ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:

1. Pemutusan Turki dari semua hal yang berhubungan dengan Islam.
2. Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
3. Mengeluarkan Khalifah dan para pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambali harta khalifah.
4. Mengadopsi undang-undang sipil sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.

Mustafa Menjagal Khilafah

Dan tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota Majelis Nasional untuk mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal berusaha membungkam suara penentangnya dengan mengancam dengan hukuman mati bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai "bisul sejak Abad Pertengahan" untuk selamanya dan mendirikan negara Turki sekuler. Keputusan pun diambil tanpa perdebatan. Keputusan mencakup pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.

Berita Pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia Islam. Karena bagaimana pun selama ini Istambul merupakan lambang kekuatan politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang terjadi. Di Indonesia,.kelompok modernis, seperti al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.

Mustafa Mengubur Peradaban Islam

Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.

Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya..

Tahun itu juga, Latife yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan diusirnya.

Setelah bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak tahu malu dan tak mengenal batas. Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas dari miras. Sejumlah lelaki muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun menjadi objek pemuas syahwat dan korban agresi vital nafsunya, sampai ia menderita penyakit kelamin.

Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.

Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.

Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.

Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah saat dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya mengucapkan "Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban."

Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan tulisan Arab.

Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti huruf Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus hubungan Turki dengan masa lalu keislaman mereka, juga memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.

Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!

1933 M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.

Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan. "Sesungguhnya Turki adalah pemilik peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam."

Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.

Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya. Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki!

Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang larangan memakai busana tradisional yang Islami.

Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan.

Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.

Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam

Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta kawasan dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan menjadikan Turki sebagai teladan utama saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut gembira apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Media-media itu menyebarkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, "Turki baru, sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama." Atau, saat lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan, "Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa abad lamanya." Na'udzubillahi min dzalik!

Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan.

Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki sekuler.

Kematian Mustafa Kemal

Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938/ 1356 H dalam kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.

Demikianlah, akhir hayat seorang diktator sekuler liberal penjagal Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk laknatullah alaihi.

Demikianlah, walau Mustafa Kemal Ataturk telah binasa, namun kader-kader dan pendukungnya di berbagai negeri, termasuk di Indonesia masih banyak. Sejarah tentang Mustafa Kemal Ataturk banyak yang disembunyikan dan diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis sebagai seorang pahlawan, dan sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan dengan gambaran yang sangat kelam. Tugas kita semua meluruskan penyimpangan sejarah ini, agar anak cucu kita tak salah menilai siapa Mustafa Kemal Ataturk ini. Amin.

*) Oleh : Umar Abdullah, Penulis Naskah VCD Sejarah Daulah Khilafah Islamiyah, VCD Sejarah Pornografi, Erotisme dan Seks Bebas, dan buku Kapitalisme, The Satanic Ideology

Sumber Bacaan:

1. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Ali Muhammad Ash-Shalabi. (ad-Daulah al-'Utsmaaniyyah 'awaamilut tahwidh wa asbaabus suquuth. Maktabah Al-Iman). Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2003.
2. Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islam. Abdul Qadim Zallum. (Terjemahan How The Khilafah Destroyed. Khilafah Publication. London). Al-Izzah. Bangil. 2001.
3. Para Pengkhianat. Maryam Jameelah. (Terjemahan Traitrors of Islam in Islam and Modernism. www.khilafah.org). 2003. Pustaka Thariqul Izzah. Bogor. 2003.
4. Rahasia Kehidupan Seksual Para Diktator Besar. Nigel Cawthorne. (Terjemahan Sex Lives of The Great Dictators. Carlton Books. London). Penerbit Alas Publishing. Yogyakarta. 2007
5. Sejarah Para Khalifah. Hepi Andi Bastoni. Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2008.
6. www.wikipedia.org

Diambil dari web blog "Pondok 24"

Mengungkap Tabir Perang Dunia I dan II

Mengungkap Tabir Perang Dunia I dan II (1 dari 5)
Dipublikasi pada Jum'at, 02 September 2005 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 9139 kali.
Topik: Sejarah

Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.

----------

Menyingkap Tabir Perang Dunia

Abad ke-20 adalah babak paling berdarah di sepanjang sejarah dunia. Selama masa ini, untuk pertama kalinya umat manusia diperkenalkan pada gagasan “perang dunia.”

Secara keseluruhan, Perang Dunia pertama dan kedua telah menelan korban 65 juta jiwa. Sekitar separuh dari korban ini adalah warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan kedua perang ini. Anak-anak, wanita, dan orang tua yang tak berdaya sama-sama dibantai secara kejam. Sehingga, kita mungkin bertanya, bagaimana dunia bisa berada di tengah-tengah penyakit jiwa yang begitu meluas seperti itu?

Bagaimana bisa manusia begitu mudahnya mengorbankan bangsanya sendiri maupun bangsa lain? Pemikiran apakah di balik kekejaman ini? Jawaban dari pertanyaan ini akan dijawab dalam tulisan ini.

Perang telah ada hampir sejak awal keberadaan umat manusia itu sendiri. Kebutuhan ekonomi dan politik yang saling bersaing telah menggiring manusia untuk mengangkat senjata melawan satu sama lain. Senjata dan tentara telah berkembang berdampingan, sehingga perang telah tumbuh semakin dahsyat dan merusak.

Namun, sampai abad ke-20, perang masih berbentuk “perang garis depan”, di mana para serdadu dari kedua belah pihak bertemu di kedua sisi medan perang dan pertempuran hanya berlangsung di sekitar medan ini. Dalam bentrokan ini, hanya serdadu sajalah yang terbunuh.

Tetapi di abad ke-20, sejenis perang baru telah lahir, perang yang sasarannya tidak hanya para serdadu, namun juga rakyat banyak. Akibat perang seperti itu dirasakan tidak hanya di beberapa negara saja, namun cenderung telah menyeret seluruh dunia ke dalam mulut menganga yang mengerikan.

Sepanjang sejarah, perang telah menimbulkan korban dan penderitaan yang hebat pada masyarakat. Sejumlah nabi yang diutus kepada manusia sebagai utusan Allah telah memperingatkan mereka akan malapetaka dan kekisruhan ini.

Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu'aib, maka ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan.” (QS Al-Ankabut: 36)

Melalui suara nabi mereka, bangsa Israel berjanji kepada Allah untuk tidak menumpahkan darah:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. (QS Al-Baqarah: 84)

***

Perang Dunia Pertama

Di Eropa abad ke-19, penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.

Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.

Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan.

Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria.

Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.

Bahkan sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan memutuskan untuk menguasai Prancis melalui serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan ini, orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki Prancis. Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan balik.

Walaupun kedua pasukan menderita kerugian parah, tidak ada kemajuan di garis depan pertempuran. Baik serdadu Prancis maupun Jerman bersembunyi di parit untuk melindungi diri. Akibat serangkaian serangan yang berlarut-larut hingga beberapa bulan, sekitar 400.000 serdadu Prancis terbunuh. Korban meninggal dari serdadu Jerman mencapai 350.000.

Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur.

Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana.

Dalam beberapa minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini sebenarnya terpaku di jalan buntu.

Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.

Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.

Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk “keluar dari parit mereka,” namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.

Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin kilometer.

Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam.

Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.

Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.

Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.

Kedua belah pihak melakukan lebih banyak serangan lagi selama Perang Dunia I, dan setiap serangan ini menjadi pembantaian diri sendiri. Di kota Ipres di Belgia saja, berlangsung tiga pertempuran. Setengah juta serdadu tewas di pertempuran ketiga saja.

Setiap serangan berakibat sama: Ribuan nyawa melayang hanya untuk maju beberapa kilometer.

Peperangan yang mengerikan ini, yang tidak punya alasan kuat, menelan nyawa orang tak bersalah yang tak terhitung banyaknya. Banyak orang kehilangan saudaranya atau harus meninggalkan rumahnya.

Penyebab utama di balik malapetaka masyarakat ini adalah ambisi politik dan kepentingan kalangan dengan paham tertentu. Membuat kerusakan, yang disebabkan oleh cita-cita duniawi orang yang mengingkari Allah, dilarang di dalam Al Quran. Allah melarang manusia menyebabkan kerusakan di muka bumi:

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-A’raf: 56)

Perang Dunia I dan II

Perang Dunia I

*Latar Belakang PD I

- Persaingan daerah pemasaran dan sumber bahan baku
- muncul persekutuan antarnegara Eropa:
~Tripple Entente[Perancis, Inggris, Russia]
`Tripple Alliance[Jerman, Italia, Turki]
- Terbunuhnya Pangeran Franz Ferdinand oleh seorang nasionalis Serbia

* Dalam PD I, Jerman mengalami kekalahan dan harus menandatangani perjanjian Versailes,
28 Juni 1919.
Akibat: dipersempitnya wilayah pihak Sentral [Jerman, Austria, Hongaria, Turki, Bulgaria]

*Tokoh-tokoh PD I

Tokoh yang menandatangani perjanjian Versailes:
- Woodrow Wilson [AS]-->mengajukan 14 pasal perdamaian [Wilson's Fourteen Points]
- Clemencau [Prc]
- Loyd George [UK]

* Akibat perang:

- Lahir negara-negara baru
- muncul faham diktatorisme, fasisme, komunisme.
- dibentuk LBB(sekarang PBB atau United Nation)


Perang Dunia II

*Latar Belakang PD II:

- Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento,
dengan cita-cita membentuk Italia Raya
- Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
- Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.

*Jalannya perang:

- 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
- Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
- Prc, UK membantu Polandia menghadapi Jerman.
- AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom

*Akhir Perang:

- Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944
- Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
- Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
- 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu

*Tanggal 17 Juli-2 Agustus 1945-->Konfrensi Postdam, utk mengakhiri perang:

Isi:

1. Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
2. Jerman harus membayar pampasan perang
3. Angkatan perang Jerman dikurangi
4. Partai NAZI dihapus
5. Penjahat perang akan dihukum

* 8 September 1951-->Perjanjian San Francisco

Isi:

1. Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
2. Jepang membayar pampasan perang
3. Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
4. Penjahat perang akan dihukum

FAKTA MENGENAI JERMAN

1990: Reunifikasi


Setelah terbukanya Tembok Berlin pada tahun 1989 masih dibutuhkan sebelas bulan sampai reunifikasi Jerman terwujud. Penyatuan kembali itu sesuai kemauan rakyat di kedua negara Jerman. Dengan mayoritas besar, para pemilih di Jerman Timur yang turut serta dalam pemilihan bebas pertama (dan terakhir) untuk parlemen pada tanggal 18 Maret 1990 memberikan suara kepada partai-partai yang menuntut penggabungan RDJ kepada Republik Federal selekas mungkin. Sebagai dasar hukumnya, pada pertengahan tahun 1990 dirundingkan perjanjian antara kedua negara Jerman. Sebelumnya telah disepakati uni moneter. Pada waktu yang sama, Republik Federal dan RDJ pun merumuskan Perjanjian Dua-plus-Empat dengan keempat negara sekutu yang bertanggung jawab bagi Berlin dan bagi Jerman sebagai keseluruhan. Perjanjian itu mengatur persyaratan reunifikasi Jerman di bidang-bidang politik luar negeri dan keamanan.

Masalah Jerman terpecahkan pada tahun 1990 sesuai tuntutan lama akan “Persatuan dalam Kebebasan”. Solusi itu hanya dapat dicapai atas persetujuan semua negara tetangga. Hal itu berarti juga, hanya secara bersamaan dengan tercapainya solusi bagi masalah besar lain di abad ke-20, yaitu masalah Polandia. Pengakuan perbatasan barat Polandia sepanjang Sungai Oder dan Sungai Neiße secara final dan mengikat menurut hukum internasional merupakan prasyarat bagi reunifikasi Jerman dalam perbatasan yang berlaku de facto pada tahun 1945.

Menurut pemahamannya sendiri, Jerman yang bersatu kembali itu bukan “demokrasi pascanasional di antara negaranegara kebangsaan” – begitu Republik Federal yang “lama” disebut oleh ahli ilmu politik Karl Dietrich Bracher pada tahun 1976 – melainkan negara kebangsaan demokratis pascaklasik di antara negara-negara sejenis. Negara Jerman itu terikat dengan kuat di dalam gabungan negara Uni Eropa (UE) yang supranasional, dan melaksanakan sebagian kedaulatannya secara bersama dengan negara anggota lainnya. Banyak hal yang membedakan negara kebangsaan Jerman yang kedua dengan yang pertama – yaitu semua hal yang membuat negara pimpinan Bismarck itu menjadi negara militer dan negara otoriter. Di lain pihak ada juga garis keberlanjutan. Jerman Bersatu sebagai negara hukum dan konstitusi, sebagai federasi dan negara sosial melanjutkan tradisi yang berakar jauh ke abad ke-19. Ini berlaku pula untuk hak pilih yang umum dan sama, dan untuk budaya parlemen yang telah berkembang dalam Reichstag di era Kekaisaran Jerman. Kontinuitas juga terjadi dalam hal wilayah: Perjanjian Dua- Plus-Empat, dokumen pendirian Jerman Bersatu menurut hukum internasional, sekali lagi mengukuhkan solusi “Jerman yang kecil”, yaitu Jerman dan Austria sebagai dua negara terpisah.

Masalah Jerman telah dipecahkan sejak tahun 1990, tetapi masalah Eropa belum selesai. Dengan perluasan pada tahun 2004 dan 2007, UE mencakup dua belas negara lagi. Sampai terjadinya pergantian era pada tahun 1989-1991, sepuluh di antara negara itu berhaluan komunis. Semua anggota baru itu dahulu bagian dari kawasan negeri Barat, yang ciri-cirinya ialah tradisi hukum yang pada dasarnya sama, juga pemisahan dini antara kekuasaan lembaga keagamaan dan lembaga duniawi, serta antara kekuasaan raja dan wewenang wakil golongan masyarakat. Namun kebersamaan itu berarti juga pengalaman derita dan maut yang diakibatkan oleh permusuhan atas dasar perbedaan agama atau kebangsaan, serta oleh rasisme. Masih dibutuhkan waktu agar bagian-bagian Eropa yang pernah terpisah itu dapat berkembang bersama. Proses ini hanya akan berhasil, jika pendalaman persatuan Eropa berjalan seiring dengan perluasan UE. Pendalaman tidak cukup dengan reformasi institusional, tetapi memerlukan pemikiran bersama mengenai sejarah Eropa dan mengenai kesimpulan yang harus ditarik dari sejarah itu. Kesimpulan yang paling penting maknanya ialah kesadaran mengenai sifat nilai-nilai Barat yang berlaku umum, terutama hak asasi manusia yang tidak dapat diganggu-gugat. Nilai-nilai tersebut dikembangkan secara bersama oleh Eropa dan Amerika, dan nilai-nilai itu harus dipegang seterusnya dan menjadi tolok ukur yang dipakai dunia luar untuk menilai Eropa dan Amerika.

1949–1990: “Dwikenegaraan” Jerman

Pada era pascaperang, hanya satu bagian Jerman diberi peluang kedua untuk membangun kehidupan demokrasi: yang di barat. Para wakil masing-masing parlemen daerah hasil pemilu bebas di zone pendudukan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis berkumpul di Bonn pada tahun 1948/49 dan membentuk Dewan Parlementer. Mereka merumuskan konstitusi yang menarik konsekuensi sistematis dari kesalahan konstruksi konstitusi Reich dari tahun 1919, dan dari kegagalan Republik Weimar. Namanya Undang-Undang Dasar (Grundgesetz) Republik Federal Jerman. Negara demokrasi Jerman yang kedua dirancang untuk menjadi demokrasi parlementer yang berfungsi dengan baik, dengan kanselir federal yang kuat posisinya dan yang hanya dapat digulingkan oleh “mosi tidak-percaya konstruktif”, artinya melalui pemilihan penggantinya, dan dengan presiden federal yang kewenangannya terbatas sekali. Berbeda dengan konstitusi Republik Weimar, tidak ada ketentuan mengenai legislasi langsung oleh rakyat yang menyaingi parlemen. Undang-undang dasar ini mengambil sikap tegas terhadap warga yang memusuhi demokrasi secara terbuka. Tindakan yang dapat diambil bahkan sampai ke pencabutan hak-hak dasar dan pelarangan partai yang menentang konstitusi oleh Mahkamah Konstitusi Federal. Dasar negara ditetapkan dengan rumusan yang menutup peluang untuk merongrongnya, sekalipun oleh mayoritas parlemen yang dapat mengubah konstitusi, sehingga demokrasi tidak mungkin disingkirkan secara “legal”, seperti pada tahun 1933.

Sementara bagian barat Jerman menarik pelajaran “antitotaliter” dari zaman kekuasaan Nazi, bagian timur, yaitu zone pendudukan Uni Sovyet yang kemudian menjadi Jerman Timur atau RDJ, harus puas dengan sikap “antifasis”. Pengertian itu dipergunakan sebagai legitimasi diktatur partai yang berhaluan marxis-leninis. Garis pemisah dengan landasan kekuasaan rezim Nazi terutama hendak ditarik dengan alat politik-kelas, yaitu dengan menasionalisasi milik pengusaha pertanian dan industri. Sebaliknya orang yang tergolong “kaki-tangan Nazi” boleh berbakti dalam “pembangunan sosialisme”. Ada juga sejumlah bekas anggota partai NSDAP yang meraih posisi penting di RDJ setelah menjalani apa yang disebut denazifikasi. Namun jumlah mereka tidak begitu besar dan kasusnya kurang spektakuler dibandingkan dengan kasus yang terjadi di Jerman Barat.

“Kisah sukses Republik Federal Jerman” takkan pernah ada tanpa adanya “keajaiban ekonomi” pada dasawarsa 50-an dan 60-an, yaitu periode boom terlama pada abad ke-20. Berkat konyungtur tinggi itu, politik ekonomi-pasar berorientasi sosial yang dijalankan oleh menteri perekonomian federal pertama, Ludwig Erhard, memperoleh legitimasinya karena berhasil. Sukses itu mempercepat integrasi hampir delapan juta orang Jerman yang terusir dari kampung halamannya di bekas wilayah timur Reich Jerman, dari daerah Sudeten dan dari beberapa kawasan lain di bagian timur Eropa Tengah dan di Eropa Tenggara. Kemajuan ekonomi juga berperan besar dalam mengikis perbedaan kelas dan perbedaan haluan keagamaan, membatasi daya tarik partai-partai radikal, serta membuat partai-partai demokratis yang besar berkembang menjadi partai yang berakar dalam rakyat. Hal itu pertama-tama dialami oleh Uni Demokrat Kristen (CDU) dan Uni Sosial Kristen (CSU), kemudian oleh Partai Sosialis-Demokrat (SPD). Namun kesejahteraan sosial itu juga menunjukkan sisi lain di bidang politik dan moral, yaitu dengan memudahkan orang untuk tidak berintrospeksi dan menolak pertanyaan kritis orang lain tentang peranan masing-masing dalam kurun waktu 1933-1945. Filsuf Hermann Lübbe menyebut perlakuan masa lampau seperti itu “pendiaman komunikatif” (sambil menilainya sebagai faktor yang diperlukan dalam proses stabilisasi tatanan demokratis di Jerman Barat).

Dalam Republik Weimar, golongan kanan berhaluan nasionalis, sedangkan golongan kiri berhaluan internasionalis. Lain halnya di Republik Federal Jerman: Kekuatan tengah-kanan pimpinan Kanselir Federal pertama Konrad Adenauer men jalankan politik ikatan dengan Barat dan integrasi Eropa Barat secara supranasional. Golongan kiri moderat, partai SPD di bawah ketuanya yang pertama setelah perang, Kurt Schumacher, dan penggantinya Erich Ollenhauer menampilkan profil yang jelas berciri nasional, dengan memprioritaskan reunifikasi Jerman di atas integrasi ke Barat. Baru pada tahun 1960 SPD menerima perjanjian-perjanjian, yang pada tahun 1955 memungkinkan Republik Federal Jerman menjadi anggota NATO. Partai Sosialis- Demokrat harus mengambil langkah itu, agar dapat memperoleh tanggung jawab pemerintahan di RFJ. Hanya dengan mengakui perjanjian-perjanjian dengan pihak Barat itu, mereka dapat menjadi mitra yunior dalam pemerintahan koalisi besar pada tahun 1966 dan tiga tahun kemudian meluncurkan “neue Ostpolitik” (politik baru terhadap Eropa Timur) di bawah Kanselir Federal pertama dari SPD, Willy Brandt. Berkat Ostpolitik itu, Republik Federal Jerman dapat memberikan sumbangan sendiri demi peredaan ketegangan antara Timur dan Barat, dapat meletakkan dasar baru bagi hubungan dengan Polandia melalui pengakuan garis perbatasan di Sungai Oder dan Neiße (walaupun pengakuan itu tidak berlaku penuh secara de jure), dan dapat mengikat perjanjian dengan RDJ yang mengatur hubungan antar-Jerman. Perjanjian Empat-Sekutu mengenai Berlin yang diikat pada tahun 1971, namun sebenarnya hanya menyangkut Berlin Barat dan hubungannya dengan Republik Federal Jerman, juga mustahil terwujud tanpa adanya integrasi kokoh ke Barat dari yang lebih besar di antara kedua negara Jerman itu.

Rangkaian perjanjian Eropa Timur (1970-1973) oleh pemerintahan koalisi SPD-FDP pimpinan Brandt dan Scheel, terutama menanggapi pengukuhan terbelahnya Jerman pada tanggal 13 Agustus 1961 dengan dibangunnya Tembok Berlin. Dengan semakin mundurnya kemungkinan reunifikasi, politik RFJ harus mengutamakan upaya meringankan akibat pembelahan itu demi kebersamaan bangsa. Pemulihan persatuan Jerman tetap menjadi tujuan resmi Republik Federal Jerman. Namun setelah berlakunya perjanjian dengan Eropa Timur itu, harapan akan terbentuknya negara kebangsaan Jerman terus mengecil. Di Jerman Barat, perubahan sikap itu tampak lebih jelas pada generasi muda ketimbang pada angkatan yang lebih tua. Pada tahun 80-an, tatanan pascaperang mulai goyah. Krisis Blok Timur diawali dengan pendirian serikat kerja independen “Solidarnosc” di Polandia pada tahun 1980, yang disusul dengan pemberlakuan keadaan darurat perang akhir tahun 1981. Tiga setengah tahun kemudian, pada bulan Maret 1985, Mikhail Gorbachov meraih tampuk kekuasaan di Uni Sovyet. Pada bulan Januari 1987, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Sovyet yang baru itu mengucapkan kalimat bernada revolusioner, “Kita butuh demokrasi seperti kita butuh hawa untuk bernapas”. Pesan itu mengilhami para pejuang hak warga di Polandia dan Hongaria, di Cekoslovakia dan di RDJ. Pada musim gugur 1989, tekanan akibat aksi-aksi protes di Jerman Timur menjadi begitu kuat, sehingga hanya intervensi militer oleh Uni Sovyet yang dapat menyelamatkan rezim komunis. Namun Gorbachov tidak bersedia melakukannya. Akibatnya, pimpinan partai di Berlin Timur mengalah kepada revolusi secara damai di RDJ: Pada tanggal 9 November 1989 Tembok Berlin pun runtuh – sebuah simbol ketidakbebasan, seperti rumah tahanan Bastille di Paris, yang jatuh dua abad sebelumnya, pada tahun 1789.

1933–1945: Periode Nasionalsosialisme

Kekuasaan Hitler diraih bukan melalui kemenangan besar dalam pemilihan umum. Namun ia takkan menjadi Kanselir Reich seandainya pada bulan Januari 1933 ia tidak memimpin partai terkuat. Pada pemilihan umum untuk Reichstag yang terakhir di era Republik Weimar pada tanggal 6 November 1932, partai Nazi kehilangan dua juta suara dibandingkan dengan hasil pemilu pada tanggal 31 Juli 1932. Sebaliknya partai komunis berhasil mendapat tambahan 600.000 suara, sehingga mencapai angka magis 100 kursi Reichstag. Sukses Partai Komunis Jerman (KPD) itu memperbesar kekhawatiran akan perang saudara. Rasa takut itulah sekutu terkuat Hitler, terutama di kalangan elite kekuasaan yang konservatif. Berkat rekomendasi kalangan tersebut kepada Hindenburg, pada tanggal 30 Januari 1930 Hitler diangkat oleh Presiden Reich itu sebagai kanselir yang memimpin kabinet yang mayoritas anggotanya berhaluan konservatif.

Untuk tetap mempertahankan kekuasaan selama dua belas tahun pemerintahan Reich Ketiga, tidak cukup menjalankan teror terhadap semua pihak yang berbeda pendapat. Hitler memperoleh dukungan dari sebagian besar kaum buruh, sebab ia berhasil menghapus pengangguran masal dalam waktu beberapa tahun saja. Sukses itu terutama didasarkan atas konyungtur industri persenjataan. Dukungan pekerja dapat dipertahankan oleh Hitler selama Perang Dunia II. Caranya dengan memeras tenaga kerja dan sumber daya di daerah-daerah pendudukan secara kejam, sehingga massa rakyat Jerman tidak mengalami kekurangan yang parah seperti pada Perang Dunia I. Sukses besar di bidang politik luar negeri dalam tahun-tahun menjelang perang, terutama pendudukan daerah Rheinland yang semula zone bebas militer serta “aneksasi” Austria pada bulan Maret 1938, membuat kepopuleran Hitler meroket di segala lapisan masyarakat. Mitos mengenai Reich dan misi historisnya, yang diperalat dengan cekatan oleh Hitler, terutama mempengaruhi orang Jerman yang terpelajar. Dukungan mereka dibutuhkan oleh pemimpin atau Führer yang karismatik itu, kalau ia ingin membuat Jerman menjadi kekuatan penata di Eropa secara lestari. Sebaliknya kalangan terpelajar itu memerlukan Hitler, karena di mata mereka tidak ada tokoh lain yang mampu mewujudkan impian mengenai negara yang besar orang Jerman.

Dalam berbagai kampanye pemilu pada awal tahun 1930-an, Hitler tidak menutupi sikapnya yang memusuhi orang Yahudi, tetapi juga tidak menonjolkannya. Di kalangan buruh, yang hendak dirangkul oleh semua pihak, sikap itu memang takkan disambut. Di kalangan warga terpelajar dan berada, begitu juga di antara tukang, pengusaha kecil dan petani, prasangka anti-Yahudi tersebar luas, tetapi mereka tidak menyukai “antisemitisme yang ribut”. Peristiwa pencabutan hak orang Yahudi di Jerman melalui Undang-Undang Ras yang disahkan di Nürnberg pada bulan September 1935 tidak menimbulkan protes, karena tidak melanggar formalitas hukum. Kekerasan dan kerusuhan pada malam 9 November 1938 (Reichskristallnacht) tidaklah populer, berbeda dengan “peng-arya-an” harta benda Yahudi, suatu aksi pengalihan harta secara besar-besaran yang dampaknya terasa hingga kini. Kabar mengenai holocaust, pemusnahan sistematis kaum Yahudi di Eropa pada masa Perang Dunia II, tersebar lebih luas daripada yang diinginkan oleh rezim Nazi. Namun agar sesuatu dapat diketahui perlu ada rasa ingin tahu, dan menyangkut nasib warga Yahudi, hal terakhir ini kurang di Jerman pada saat “Reich Ketiga”.

Dalam sejarah Jerman, jatuhnya Reich “Jerman yang besar” pimpinan Hitler pada bulan Mei 1945 berarti titik balik yang jauh lebih besar dampaknya daripada runtuhnya kekaisaran pada bulan November 1918. Keutuhan Reich itu sendiri tidak tersentuh seusai Perang Dunia I. Setelah kapitulasi tanpa syarat pada akhir Perang Dunia Kedua, selain kekuasaan pemerintah, wewenang menentukan masa depan Jerman juga berpindah ke tangan keempat negara pendudukan, yaitu Amerika Serikat, Uni Sovyet, Inggris dan Perancis. Berbeda dengan tahun 1918, pada tahun 1945 kuasa pimpinan politik dan militer Jerman dicabut. Para pejabat yang masih hidup diadili oleh Mahkamah Militer Internasional di Nürnberg (Perkara-Perkara Nürnberg). Para bangsawan pemilik latifundium di sebelah timur Sungai Elbe, yaitu kelompok yang lebih banyak berperan dalam proses penghancuran Republik Weimar dan pengalihan kekuasaan kepada Hitler daripada kelompok elite kekuasaan lainnya, kehilangan tanah dan harta. Ada yang harus meninggalkan daerah asalnya akibat dipisahkannya kawasan di sebelah timur Sungai Oder dan Sungai Neiße dekat Görlitz dari wilayah Jerman, kemudian ditempatkan di bawah administrasi Polandia atau, dalam hal Ostpreußen bagian utara, di bawah administrasi Uni Sovyet. Tanah milik sebagian lain dari kelompok tuan tanah tersebut disita dalam rangka land reform di zone pendudukan Uni Sovyet.

Berbeda dengan keadaan setelah tahun 1918, sehabis tahun 1945 tidak terdengar legenda mengenai Jerman yang tidak bersalah mencetuskan perang atau “legenda tikaman pisau belati”. Sudah nyata bahwa Jerman yang nasionalsosialis mencetuskan Perang Dunia II, dan hanya dapat ditumbangkan dari luar oleh kekuatan sekutu yang unggul. Baik dalam Perang Dunia Pertama maupun yang Kedua, mesin propaganda Jerman menggambarkan negara-negara demokrasi Barat sebagai plutokrasi imperialis, dan tatanan Jerman sendiri sebagai perwujudan keadilan sosial yang sempurna. Tidaklah masuk akal seandainya pasca-1945 demokrasi Barat kembali diserang. Akibat meremehkan ide-ide politik Barat, Jerman telah membayar harga yang sangat tinggi, dan semboyan-semboyan lama takkan laku lagi.

1919–1933: Republik Weimar

Kontinuitas antara Kekaisaran dan Republik Weimar, yang dihasilkan oleh penumbangan monarki pada bulan November 1918 dan pemilihan umum untuk Dewan Konstituante Jerman pada bulan Januari 1919, memang cukup besar. Malah boleh dikatakan lembaga raja sebagai penguasa tunggal tetap dipertahankan, walaupun dalam bentuk lain: Jabatan Presiden Reich yang dipilih langsung oleh rakyat mencakup kewenangan yang begitu besar, sehingga orang pada waktu itu sudah menjulukinya sebagai “gantinya kaisar” atau “kaisar tiruan”.

Di segi moral pun tidak tampak terputusnya hubungan dengan kekaisaran. Tidak ada pembahasan serius tentang siapa yang bersalah atas pecahnya perang, walaupun (atau karena) kesalahan itu terungkap dengan jelas dalam dokumen-dokumen Jerman: Setelah pewaris takhta Austria-Hongaria terbunuh di Sarajevo pada tanggal 28 Juni 1914, pimpinan Reich dengan sengaja memperuncing krisis internasional, dan dengan demikian memikul tanggung jawab utama atas pecahnya Perang Dunia I. Akibat tidak adanya diskusi mengenai pencetusan perang itu timbul legenda mengenai Jerman yang tidak bersalah menjelang perang dunia tersebut. Bersama dengan apa yang disebut “legenda tikaman pisau belati”, (yang mengatakan bahwa pengkhianatan di tanah air menyebabkan kekalahan Jerman di medan perang) legenda tersebut ikut merongrong legitimitas negara demokratis Jerman yang pertama.

Perjanjian damai yang terpaksa ditandatangani oleh pihak Jerman di Versailles pada tanggal 28 Juni 1919, dirasakan oleh hampir semua orang Jerman sebagai perjanjian yang sama sekali tidak adil. Yang dinilai tak adil ialah penyerahan wilayah di beberapa daerah Jerman – khususnya kepada Polandia yang baru dibentuk sebagai negara – pampasan perang yang sangat tinggi, hilangnya koloni-koloni dan pembatasan di bidang militer. Alasan yang diberikan untuk semua pembebanan tersebut ialah kesalahan Jerman dan sekutunya sebagai pencetus perang. Hal lain yang dirasakan tidak adil adalah larangan bagi Austria untuk bergabung dengan Jerman. Pada waktu itu halangan utama pembentukan “Jerman yang besar” telah hilang dengan runtuhnya monarki wangsa Habsburg di Austria-Hongaria. Kedua pemerintahan revolusi di Wina dan Berlin pun telah menyatakan kemauan agar kedua republik yang berbahasa Jerman itu segera bergabung. Sudah diyakini oleh kedua belah pihak bahwa tuntutan itu sangat populer di negara masing-masing.

Larangan penggabungan dalam kedua perjanjian damai Versailles dan Saint-Germain tidak dapat mencegah kembali berkembangnya gagasan “Jerman yang besar”. Gagasan itu berhubungan dengan lahirnya kembali ide Reich yang lama: Justru karena Jerman kalah secara militer dan menderita karena dampak kekalahan itu, warganya gampang tergoda oleh gambaran masa lampau yang diidealisasi. Kerajaan Romawi Suci di abad pertengahan bukanlah negara kebangsaan, melainkan bersifat supranasional dengan cita-cita universal. Warisan itulah yang menjadi pegangan pasca-1918, khususnya bagi golongan kanan yang mencitakan peran baru bagi Jerman: Sebagai kekuatan penata di Eropa, Jerman diharapkan menjadi pelopor dalam perjuangan melawan demokrasi di barat dan bolsyewisme di timur.

Republik Weimar hanya bertahan sebelas tahun sebagai negara demokrasi parlementer. Pemerintah mayoritas terakhir yang dipimpin Hermann Müller dari Partai Sosialis-Demokrat, jatuh pada akhir bulan Maret 1930 akibat perselisihan mengenai reformasi asuransi pengangguran. Koalisi besar yang memerintah hingga saat itu diganti oleh kabinet minoritas beraliran tengah pimpinan Heinrich Brüning dari Partai Zentrum, yaitu partai Katolik. Mulai pertengahan tahun 1930, kabinet itu menjalankan roda pemerintahan dengan bantuan peraturan darurat yang dikeluarkan Presiden Reich, Panglima Besar Angkatan Darat Paul von Hindenburg yang sudah sepuh. Baru setelah Partai Nasionalsosialis (NSDAP) pimpinan Adolf Hitler menjadi partai terbesar kedua melalui pemilihan umum untuk Reichstag tanggal 14 September 1930, partai Sosialis-Demokrat (SPD) yang tetap menjadi partai terbesar mulai mentolerir kabinet Brüning. Langkah itu diharapkan akan mencegah pergeseran ke kanan lebih lanjut di Reich, sekaligus mempertahankan demokrasi di Prusia. Yang memerintah di Prusia, satuan negara terbesar di Reich, pada waktu itu ialah SPD bersama dengan Zentrum, partai Brüning itu, dan Partai Demokrat yang beraliran tengah.

Sejak peralihan ke sistem peraturan darurat oleh Presiden, kewenangan Reichstag sebagai organ legislatif berkurang dibandingkan pada era monarki konstitusional di kekaisaran. Akibat pelemahan parlemen itu, peranserta para pemilih pun kehilangan arti. Keadaan itu dimanfaatkan oleh kekuatan penentang tatanan parlementer dari kanan dan kiri. Keuntungan terbesar dipetik oleh NSDAP, partai Nazi itu. Sejak fraksi Sosialis- Demokrat mendukung Brüning, Hitler dapat mengajukan gerakannya sebagai satu-satunya alternatif kerakyatan di hadapan semua versi “marxisme”, baik yang bolsyewis maupun yang reformis. Kini ia dapat mempermainkan dua hal dalam seruannya. Yang pertama ialah sentimen anti-demokrasi parlementer yang tersebar luas, mengingat sistem politik tersebut memang sudah gagal sementara itu. Hal kedua ialah hak rakyat atas partisipasi dalam wujud hak pilih yang umum dan sama, seperti yang telah terjamin sejak era Bismarck. Pengaruh politik hak tersebut telah dihilangkan oleh ketiga pemerintah presidensial di bawah Brüning, Papen dan Schleicher pada awal tahun tiga puluhan. Hitler pun menikmati keuntungan terbesar dari demokratisasi Jerman yang timpang, yaitu cepatnya penerapan hak pilih demokratis dan lambatnya penerapan sistem pemerintahan parlementer.

1914–1918: Perang Dunia Pertama

Baru pada bulan Oktober 1918, ketika tidak dapat disangsikan lagi Jerman akan kalah dalam Perang Dunia Pertama, dilakukan perubahan konstitusi yang bersifat menentukan dan yang membuat kanselir Reich tergantung dari kepercayaan Reichstag. Penguatan kedudukan parlemen itu bertujuan mempengaruhi negara-negara demokrasi Barat yang bakal menjadi pemenang agar setuju dengan perdamaian yang lunak, serta mencegah revolusi dari bawah. Kedua tujuan tersebut tidak tercapai, tetapi para lawan demokrasi kemudian dengan mudah memfitnah sistem parlementer sebagai “kebaratan” dan “bukan Jerman”.

Revolusi dari bawah pecah pada bulan November 1918, karena reformasi yang diputuskan pada bulan Oktober tinggal di atas kertas saja. Sebagian besar angkatan bersenjata tidak bersedia tunduk kepada kepemimpinan politik oleh pimpinan Reich yang bertanggung jawab kepada parlemen. Namun revolusi Jerman pada tahun 1918/19 tidak pantas terhitung di antara revolusi besar atau klasik dalam sejarah dunia. Untuk mengalami perombakan politik dan kemasyarakatan yang radikal menurut contoh Revolusi Perancis pada tahun 1789 atau Revolusi Oktober di Rusia pada tahun 1917, Jerman telah terlalu “modern” di sekitar tahun 1918 itu. Di negara yang sejak setengah abad telah mengenal hak pilih umum dan sama untuk laki-laki pada tingkat nasional, tidak pada tempatnya kalau dicoba menegakkan diktatur revolusioner. Yang diupayakan hanyalah pengembangan demokrasi. Secara konkret hal itu berarti: pemberlakuan hak pilih untuk perempuan, demokratisasi hak pilih di negara bagian, distrik dan kota, serta perwujudan sepenuhnya prinsip pemerintahan yang bertanggung jawab kepada parlemen.

Perang Eropa

Ketika telah cukup umur, Hitler harus masuk milisi atau wajib militer. Tetapi dia tidak melaporkan diri. la malah ke luar negeri, ke kota Munchen di Jerman. Dia dikejar oleh polisi Austria sebagai desertir … (Bab tentang Hitler pada Masa Muda)

“Semua tabung torpedo kini telah kosong. Saya putuskan untuk mengundurkan diri, antara lain karena dugaan seorang pengendara mobil telah mernergold kami. Mobilnya berhenti di depan kami, kemudian memutar dan lari sekencang-kencangriya ke arah Scapa…- (Gunther Prien, komandan U-47 setelah berhasil menenggelamkan kapal tempur Inggris HMS Royal Oak di pangkalan Scapa Flow)

“Tak pernah dalam sejarah konflik kemanusiaan, sedemikian banyak orang yang berutang atau menggantungkan diri kepada begitu sedikit orang…’ (PM Churchill tatkala memuji para pilot RAF yang akhirnya berhasil mengalahkan Luftwaffe dalam Battle of Britain)

Eropa 1_0001

“Saya melihat pesawat terbang meledak, lalu tampak pasukan yang diangkutnya bertebaran di udara seperti kacang berantakan dari kantung kertas yang robek…” (Bab tentang Perebutan P. Kreta dari Udara oleh Jerman)

Akan tetapi tampak jelas bahwa sikap pasukan Rusia berbeda sekali apabila dibandingkan dengan lawan Jerman di Polandia atau Eropa Barat. “Sekalipun terkurung, tentara Rusia terus bertahan dan bertempur…” demikian seorang jenderal Jerman (Bab tentang Operasi Barbarossa)

Ketika Rommel melintasi perbatasan Mesir pada tanggal 24 Juni 1942, maka dia tinggal mempunyai 12 atau 13 tank saja. Persediaan bahan bakar dan mesiu juga sangat mengkhawatirkan. Meskipun demikian, Inggris tak mampu juga menghancurkan tentara Rommel yang telah menipis itu … (Bab tentang Montgomery Menang di El Alamein)

* Tepat pukul 10.45 pagi. Hatinya berdebar-debar, tetapi tidak ada sesuatu yang terjadi. Mungkinkah ada sesuatu yang kurang beres? Lewat satu menit … dua…. Tiba-tiba terlihat cahaya berkilau, suatu ledakan hebat terlihat dan terdengar di permukaan air…. Dengan demikian, musnahlah persediaan air berat Jerman yang paling besar dan mesin-mesin yang tak ternilai harganya. (Bab tentang Jerman Hampir Berhasil Membuat Born Atom)

* Sebaliknya kaum partisan pun harus mengakui keberanian tentara Jerman. Kalau mereka menyerang posisi partisan, “mereka maju dengan tenang, seolah-olah sedang mengadakan parade”. Di pihak lain Jerman juga kagum pada kepandaian Tito. Kepala SS Jerman harus mengakui kelicinan Tito. Setiap kali dikepung, setiap kali pula Tito berhasil lolos, demikian Himmler. (Bab tentang Perlawanan Partisan Yugoslavia)

* Dari pernyataan ini, nyatalah betapa kuat alasan Liddell Hart untuk menamakan doktrin unconditional surrender sebagai blunder terbesar Sekutu dalam peperangan ini. Dari segala sudut, doktrin itu malah menyulitkan kedudukan Sekutu dan menguntungkan Hitler. (Bab tentang Tuntutan Roosevelt Mengenai Jerman Hares Menyerah Tanpa Syarat)

* Gibson memanggil pilot Shannon untuk menyerang. Tetapi segera ia mendengar suara tajam di alai komunikasinya, suara Martin yang berteriak bahwa dam telah lenyap. la melihat Dam Mochne pecah berantakan dan runtuh. Air sebannyak 134 juta ton sekarang membanjir hebat ke lembah Mochne. (Bab tentang Skadron 617 RAF Menyerang Bendungan Jerman)

* Mendengar itu Mussolini pun menjadi pucat, berdirinya sempoyongan, seolah-olah ia menerima pukulan dahsyat di dadanya. “Kalau begitu tamatlah riwayat saya,” kata Mussolini dengan suara lemah. (Bab tentang Dijatuhkan dan Ditangkapnya Diktator Fasis Italia oleh Raja Victor Emmanuel)


FIGHTING TECHNIOUES OF A PANZERGRENADIER

* Kapal-kapal pendarat karam, penumpangnya mati secara mengenaskan. Jeritan dari yang luka-luka hilang lenyap ditelan laut yang hitam. Mereka yang selamat, setibanya di pantai langsung dihujani peluru senapan mesin dan mortir…. (Bab tentang Pendaratan Sekutu dan Pertempuran di Pantai Salerno, Italia)

Di Pointe du Hoc, suatu bukit karang setinggi 100 kaki terdapat sarang meriam kaliber 155 mm, enam bush banyaknya. Dengan meriam ini Jerman clapat menyapu seluruh pantai Omaha. Tugas untuk menyingkirkannya diberikan kepada sepasukan Ranger pimpinan Letkol James E. Rudder…. (Bab tentang Pendaratan Sekutu di Normandin)

Pada saat itulah born meledak. Terdengar dentuman kerns hingga tiga. kali. Akibatnya sangat dahsyat. Meja yang berat itu hancur clan asap tebal mengepul keluar …. Sambil berlari-lari Marsekal Keitel berteriak, “Di mana Fuhrer? Di mana Fuhrer?” Hitler sendiri untuk kesekian kalinya lolos dari maut. (Bab tentang Percobaan Pembunuhan terhadap Hitler oleh Kolonel Graf von Stauffenberg, 20 Juli 1944)

Pasukan payung Inggris bertahan terns. Dalam pertempuran jarak dekat, bayonet pun digunakan. Segala days dikerahkan untuk melawan pasukan Jerman, termasuk terhadap tank meski hanya dengan grant tangan. Pasukan payung makin terjepit, tetapi Jembatan Arnhem masih tetap di tangan mereka…. (Bab tentang Kegagalan Sekutu Merebut Jembatan Arnhem, September 1944)

Bill buru-buru memberikan senapan otomatisnya kepada Valerio. Kali ini tidak ada kemacetan, lima butir peluru memasuki tubuh Mussolini. Kepalanya terkulai di dadanya, lututnya bengkok dan is rubuh ke tanah…. (Bab tentang Esekusi terhadap Diktaktor Italia, 28 April 1945)

Terdengar bunyi tembakan – satu kali saja. Beberapa saat kemudian mereka yang menunggu di luar masuk ke dalam kamar dan mendapati Hitler terduduk di atas dipan tempat tidur yang telah penuh dengan darahnya. Eva Braun jugs di dipan itu, telah mati. (Bab tentang Saat-saat terakhir Adolf Hitler yang Bunuh Did, 30 April 1945)

Perang Dunia I

Di Eropa abad ke-19, penjajahan tersebar luas. Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.

Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.


Franz Ferdinand, istri dan anaknya

Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan.

Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria.

Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.

Bahkan sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan memutuskan untuk menguasai Prancis melalui serangan mendadak. Untuk mencapai tujuan ini, orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki Prancis. Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan balik.

Walaupun kedua pasukan menderita kerugian parah, tidak ada kemajuan di garis depan pertempuran. Baik serdadu Prancis maupun Jerman bersembunyi di parit untuk melindungi diri. Akibat serangkaian serangan yang berlarut-larut hingga beberapa bulan, sekitar 400.000 serdadu Prancis terbunuh. Korban meninggal dari serdadu Jerman mencapai 350.000.

Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama. Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur.

Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana.

Dalam beberapa minggu setelah dimulai oleh serangan Jerman pada tahun 1914, garis barat perang ini sebenarnya terpaku di jalan buntu.

Para serdadu yang bersembunyi di parit-parit ini terjebak dalam jarak yang hanya beberapa ratus meter jauhnya satu sama lain. Setiap serangan yang dilancarkan sebagai upaya mengakhiri kebuntuan ini malah menelan korban jiwa yang lebih banyak.

Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak Tentara Prancis sehingga melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.

Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk "keluar dari parit mereka," namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.

Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin kilometer.

Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme. Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam.

Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.

Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.

Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti. Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.

Kedua belah pihak melakukan lebih banyak serangan lagi selama Perang Dunia I, dan setiap serangan ini menjadi pembantaian diri sendiri. Di kota Ipres di Belgia saja, berlangsung tiga pertempuran. Setengah juta serdadu tewas di pertempuran ketiga saja.

Setiap serangan berakibat sama: Ribuan nyawa melayang hanya untuk maju beberapa kilometer.

Peperangan yang mengerikan ini, yang tidak punya alasan kuat, menelan nyawa orang tak bersalah yang tak terhitung banyaknya. Banyak orang kehilangan saudaranya atau harus meninggalkan rumahnya.

Penyebab utama di balik malapetaka masyarakat ini adalah ambisi politik dan kepentingan kalangan dengan paham tertentu. Membuat kerusakan, yang disebabkan oleh cita-cita duniawi orang yang mengingkari Allah, dilarang di dalam Al Quran. Allah melarang manusia menyebabkan kerusakan di muka bumi:

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-A’raf: 56)
Tanggal 28 Juli 1914 – 11 November 1918
Lokasi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah (secara singkat di Cina dan Kepulauan Pasifik)
Hasil Kemenangan sekutu. Akhir dari Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Rusia, Kekaisaran Utsmaniyah, dan Austria-Hongaria. Terbentuknya negara-negara baru di Eropa Timur.
Casus belli Pembunuhan Franz Ferdinand (28 Juni) yang diikuti dengan deklarasi perang Austria terhadap Serbia (28 Juli), dan mobilisasi Rusia terhadap Austria-Hongaria (29 Juli).
Pihak yang terlibat
Sekutu:
Flag of Russia.svg Rusia
Flag of France.svg Perancis
Flag of the United Kingdom.svg Britania Raya
Flag of Canada-1868-Red.svg Kanada
Flag of Italy (1861-1946).svg Italia
US flag 48 stars.svg Amerika Serikat
lainnya Blok Sentral:
Flag of the Habsburg Monarchy.svg Austria-Hungaria
Flag of the German Empire.svg Jerman
Flag of Turkey.svg Kekaisaran Ottoman
Naval Ensign of Bulgaria (1878-1944).svg Bulgaria
Komandan
Flag of Russia.svg Nicholas II
Flag of Russia.svg Aleksei Brusilov
Flag of France.svg Georges Clemenceau
Flag of France.svg Joseph Joffre
Flag of France.svg Ferdinand Foch
Flag of the United Kingdom.svg Herbert Henry Asquith
Flag of the United Kingdom.svg Douglas Haig
Flag of the United Kingdom.svg John Jellicoe
Flag of Canada-1868-Red.svg Sir Arthur Currie
Flag of Canada-1868-Red.svg Julian Byng
Flag of Italy (1861-1946).svg Victor Emmanuel III
Flag of Italy (1861-1946).svg Luigi Cadorna
Flag of Italy (1861-1946).svg Armando Diaz
US flag 48 stars.svg Woodrow Wilson
US flag 48 stars.svg John Pershing Flag of the Habsburg Monarchy.svg Franz Josef I
Flag of the Habsburg Monarchy.svg Conrad von Hötzendorf
Flag of the German Empire.svg Wilhelm II
Flag of the German Empire.svg Erich von Falkenhayn
Flag of the German Empire.svg Paul von Hindenburg
Flag of the German Empire.svg Reinhard Scheer
Flag of Turkey.svg Mehmed V
Flag of Turkey.svg İsmail Enver
Naval Ensign of Bulgaria (1878-1944).svg Ferdinand I
Jumlah korban
Tewas:
5.520.000
Terluka: 12.831.000
Hilang: 4.121.000[1]
Tewas:
4.386.000
Terluka: 8.388.000
Hilang: 3.629.000[1]
Foto bewarna prajurit Perancis yang diabadikan dengan film bewarna yang dipatenkan oleh Lumière bersaudara.

Perang Dunia I (disingkat PDI atau PD1; juga dinamakan Perang Dunia Pertama, Perang Besar, Perang Negara-Negara, dan Perang untuk Mengakhiri Semua Perang) adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari 1914 hingga 1918. [2] Lebih dari 40 juta orang tewas, termasuk sekitar 20 juta kematian militer dan sipil.[3][4][5]

Perang ini dimulai setelah Pangeran Franz Ferdinand dari Austria-Hongaria (sekarang Austria) dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.

Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perlindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.
Daftar isi

Front
Front Timur

Front Timur adalah Front dimana Jerman berhadapan dengan Russia. Pada awalnya Jerman dapat mengalahkan Russia, meskipun Russia melancarkan Mobilisasi yang menyebabkan ekonomi Russia terbengkalai dan nantinya mencetus Revolusi Russia. Tapi karena musim dingin di Russia, dan tentara Jerman tidak dilengkapi pakaian musim dingin, akhirnya Russia menang
Korban
Sekutu: 6.345.600

* Belgia: 13.700
* Kekaisaran Britania: 908.000
o Australia: 60.000
o Kanada: 55.000
o India: 25.000
o Selandia Baru: 16.000
o Afrika Selatan: 7.000
o Inggris: 715.000
* Perancis: 1.354.000
* Yunani: 5.000
* Italia: 650.000
* Jepang: 300
* Rumania: 336.000
* Rusia: 1.700.000
* Serbia: 450.000
* Amerika Serikat: 50.600

Kekuatan As/Poros: 3.382.500

* Austria-Hungaria: 1.200.000
* Bulgaria: 87.500
* Jerman: 1.770.000
* Kerajaan Ottoman: 325.000

Warga sipil: 6.493.000

* Austria: 300.000
* Belgia: 30.000
* Inggris: 31.000
* Bulgaria: 275.000
* Perancis: 40.000
* Jerman: 760.000
* Yunani: 132.000
* Rumania: 275.000
* Rusia: 3.000.000
* Serbia: 655.000
* Kerajaan Ottoman: 1.005.000

Peristiwa Sejarah

(22 November)

* 1943 - Lebanon meraih kemerdekaan dari Perancis.
* 1963 - Presiden AS John F. Kennedy tewas ditembak saat berkunjung ke Dallas,
Texas.
* 1986 - Mike Tyson yang berusia 20 tahun memukul KO Trevor Berbick sekaligus
menjadi juara tinju dunia kelas berat termuda.
* 1989 - Ledakan bom di Beirut menewaskan Presiden Lebanon Rene Moawad.
* 1990 - Margaret Thatcher mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri
Inggris.
* 2005 - Angela Merkel lewat koalisi beberapa partai menang di Majelis Rendah
Jerman (Bundestag) sekaligus menjadi kanselir Jerman perempuan yang
pertama.

(23 November)

* 1890 - Raja William III dari Belanda meninggal tanpa pewaris tahta pria,
undang-undang khusus pun dibuat agar Putri Wilhelmina menjadi Ratu.
* 1955 - Britania Raya menyerahkan penguasaan atas Kepulauan Cocos kepada
Australia.
* 1980 - Serangkaian gempa bumi melanda wilayah selatan Italia dan memakan
korban lebih dari 4.800 jiwa.
* 2003 - Presiden Georgia Eduard Shevardnadze mengundurkan diri dari jabatannya.

(24 November)

* 642 - Paus Theodorus I menggantikan Paus Yohanes IV.
* 1642 - Abel Tasman menjadi orang Eropa pertama yang menemukan Tanah Van Diemen
(kemudian menjadi Tasmania).
* 1859 - Charles Darwin mempublikasikan karya ilmiah berjudul The Origin of
Species.
* 1965 - Joseph Désiré Mobutu mulai berkuasa di Kongo (kini Zaire) sebagai
presiden.
* 1969 - Program Apollo: Apollo 12 mendarat di Samudera Pasifik, mengakhiri misi
berawak kedua ke bulan.

(25 November)

* 1940 - Film animasi Woody Woodpecker muncul untuk pertama kali.
* 1950 - RRC terlibat dalam Perang Korea, mengirimkan ribuan tentara sepanjang
perbatasan sungai Yalu untuk menghadapi pasukan PBB.
* 1963 - John F. Kennedy dimakamkan di pemakaman nasional Arlington.
* 1973 - Presiden Yunani George Papadopoulos tersingkir melalui kudeta militer
pimpinan Letjen Phaidon Gizikis.
* 1975 - Suriname merdeka dari Belanda.
* 1992 - Majelis Federal Cekoslowakia menyetujui pembagian dua negara tersebut
menjadi Republik Ceko dan Slovakia mulai 1 Januari 1993.

(26 November)

* 1922 - Howard Carter dan Lord Carnarvon menjadi orang-orang pertama yang
memasuki makam Firaun Mesir, Tutankhamun dalam 3000 tahun.
* 1950 - Pertempuran Bendungan Chosin: Pasukan Tiongkok di Korea Utara
melancarkan serangan balasan yang besar terhadap pasukan Korea Selatan
dan AmerikaSerikat, sehingga memperpanjang Perang Korea.
* 1990 - Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Singapura selama lebih dari 30
tahun, Lee Kuan Yew mengundurkan diri dan digantikan oleh Goh Chok Tong.
* 2004 - Gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang Nabire di Papua

(27 November)

* 1895 - Alfred Nobel menandatangani wasiat yang memulai penganugerahan
Penghargaan Nobel di Swedish-Norwegian Club di Paris.
* 1912 - Spanyol mendeklarasikan sebuah protektorat di pesisir utara Maroko.
* 1946 - Perang Dingin: Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru menyerukan pada
Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk menghentikan percobaan nuklir dan
memulai pelucutan.
* 1971 - Wahana luar angkasa Mars 2 dari program luar angkasa Uni Soviet
mendarat di Mars.
* 1999 - Partai Buruh Selandia Baru memegang kontrol dalam pemerintahan dan
Helen Clark menjadi wanita pertama yang memegang jabatan Perdana
Menteri Selandia Baru.
* 2001 - Atmosfir hidrogen ditemukan di planet ekstrasurya Osiris oleh Teleskop
luar angkasa Hubble, atmosfir pertama yang dideteksi di planet strasurya.
* 2005 - Transplantasi wajah sebagian yang pertama dilakukan di Amiens,
Perancis.

(28 November)

* 1960 - Mauritania merdeka dari Perancis.
* 1966 - Penerbangan tak berawak pertama Soyuz diluncurkan.
* 1975 - Timor Timur memproklamasikan kemerdekaan dari Portugal.

(29 November)

* 1960 - Mauritania merdeka dari Perancis.
* 1890 - Konstitusi Meiji mulai berlaku; Parlemen Jepang (国会 kokkai) bersidang
untuk pertama kalinya.
* 1947 - Majelis Umum PBB menyetujui Rencana Pembagian Wilayah untuk Palestina,
sebuah rencana untuk mengakhiri konflik Arab-Yahudi di Palestina,
Mandat Britania.
* 1965 - Universitas Trisakti didirikan.
* 1975 - Kaum militan pro-Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih dan
menguasai Oecussi-Ambeno, sebuah eksklave Timor Timur.

(30 November)

* 1962 - U Thant dari Burma (sekarang Myanmar) menjadi Sekretaris Jenderal PBB
menggantikan Dag Hammarskjöld yang tewas pada bulan September.
* 1966 - Barbados merdeka dari Britania Raya.
* 2004 - Pesawat MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 tergelincir saat
melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Surakarta dalam penerbangan
dari Jakarta pada pukul 18.15 WIB; 26 orang tewas dan 61 lainnya
luka-luka.

Desember
(1 Desember)

* 1640 - Portugal kembali merdeka dari Spanyol dengan João IV dari Portugal
sebagai raja.
* 1835 - Hans Christian Andersen menerbitkan buku dongeng pertamanya.
* 1888 - Sawahlunto, Sumatera Barat, menjadi sebuah kota.
* 1918 - Islandia menjadi sebuah kerajaan mandiri namun tetap satu dengan
Denmark.
* 1956 - Muhammad Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Kursi wakil
presiden kosong hingga tahun 1973.
* 1958 - Republik Afrika Tengah merdeka dari Perancis.
* 1974 - Sebuah Boeing 727 yang digunakan oleh TWA penerbangan 514 mendapat
kecelakaan di barat laut Bandara Internasional Dulles dan menewaskan 92
orang.
* 1990 - Terowongan Channel yang dibangun dari arah Britania Raya dan Perancis
bersatu pada 40 meter di bawah dasar laut.
* 1990 - Idriss Déby menjatuhkan pemerintahan Presiden Chad, Hissène Habré.
* 1998 - Exxon mengumumkan sebuah transaksi sebesar 73,7 triliun dolar AS untuk
membeli Mobil dan menciptakan perusahaan terbesar di dunia, Exxon
Mobil.


(2 Desember)

* 1409 - Universitas Leipzig dibuka.
* 1804 - Napoleon Bonaparte ditahbiskan sebagai kaisar Perancis di katedral
Notre Dame, Paris sebagai yang pertama dalam kurun waktu 1000 tahun.
* 1848 - Franz Josef I menjadi kaisar Austria.
* 1915 - Albert Einstein mempublikasikan teorinya mengenai relativitas umum.
* 1939 - Bandara La Guardia dibuka di New York City, Amerika Serikat.
* 1971 - Uni Emirat Arab dibentuk.
* 1988 - Benazir Bhutto dilantik sebagai perdana menteri di Pakistan dan dengan
ini sebagai perdana menteri wanita pertama di sebuah negara Islam.
* 1991 - Versi pertama QuickTime diluncurkan.
* 2005 - Peluncuran Xbox 360 dari Microsoft di Eropa.


(3 Desember)

* 1967 - Tim dokter yang dipimpin oleh Christiaan Barnard di Cape Town, Afrika
Selatan berhasil melakukan operasi transplantasi jantung manusia yang
pertama di dunia.
* 1984 - Tragedi Bhopal: Terlepaskannya gas metil isosianat dari sebuah pabrik
pestisida di Bhopal, India menewaskan sedikitnya 18.000 korban jiwa.
* 1989 - George H. W. Bush dan Mikhail Gorbachev bertemu di Malta dan secara
bersama mengatakan bahwa Perang Dingin bisa selesai dalam masa dekat
tetapi belum tentu selesai. Di koran-koran di Amerika Serikat dan Uni
Soviet, kata-kata kedua pemimpin dunia ini dibesar-besarkan seolah-olah
Perang Dingin sudah selesai.
* 1994 - PlayStation diluncurkan untuk pertama kalinya di Jepang.


(4 Desember)

* 1639 - Observasi pertama fenomena transit Venus oleh Jeremiah Horrocks di
Inggris.
* 1829 - Ritual sati, yaitu ritual Hindu di mana seorang janda yang ditinggal
mati suaminya mengikuti jenazah sang suami dikremasi, dilarang oleh
pemerintah kolonial Inggris di India.
* 1952 - Bencana asbut London: kabut dingin bercampur dengan polusi udara
meliputi kota London dan menewaskan sampai dengan 12.000 orang selama
beberapa bulan berikutnya.
* 1969 - Peselancar Greg Noll berhasil berselancar di atas ombak setinggi 19,8
meter di pantai utara Oahu, Hawaii: tercatat sebagai yang tertinggi
dalam sejarah.


(5 Desember)

* 1791 - Mozart meninggal dunia tanpa menyelesaikan Requiem dalam tangga nada
D minor karyanya.
* 1936 - Konstitusi Soviet 1936, juga dikenal sebagai "konstitusi Stalin," mulai
diadopsi.
* 2004 - Seorang warga Israel, Azzam Azzam keturunan Arab Druze yang dituduh
sebagai mata-mata Israel, ditukar dengan enam warga Mesir yang mendekam
di penjara Israel semenjak akhir tahun 2003. Azzam Azzam telah mendekam
di penjara Mesir sejak tahun 1997.


(6 Desember)

* 1534 - Ibu kota Ekuador, Quito, didirikan oleh Sebastián de Benalcázar.
* 1768 - Edisi pertama Encyclopædia Britannica diterbitkan.
* 1790 - Kongres AS pindah dari New York City ke Philadelphia, Pennsylvania.
* 1877 - Surat kabar Washington Post pertama kali terbit.
* 1917 - Finlandia merdeka dari Rusia.
* 1922 - Irish Free State (kelak menamakan dirinya Republik Irlandia) lepas dari
Britania Raya, setahun setelah penandatangan Persetujuan Inggris-
Irlandia.
* 1947 - Taman Nasional Everglades di Florida, Amerika Serikat dikukuhkan.
* 1957 - Project Vanguard yang berusaha untuk meluncurkan satelit pertama
Amerika Serikat gagal, karena tempat peluncuran meledak.
* 1992 - Mesjid Babri di Ayodhya, India dirusak kelompok keras Hindu, Vishwa
Hindu Parishad karena konon mesjid dibangun di tempat Sri Rama, tokoh
wiracarita Ramayana lahir.


(7 Desember)

* 1732 - Royal Opera House dibuka di Covent Garden, London.
* 1776 - Gilbert du Motier, marquis de La Fayette mencoba masuk ke militer
Amerika Serikat sebagai mayor jenderal.
* 1787 - Delaware menjadi negara bagian pertama yang meratifikasi Konstitusi
Amerika Serikat.
* 1917 - Perang Dunia I: Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Austria-
Hongaria.
* 1941 - Peristiwa Pengeboman Pearl Harbor oleh pasukan Dai Nippon yang menyeret
Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II.
* 1949 - Perang Saudara Tiongkok: Pemerintah Republik Tiongkok pindah dari
Nanjing ke Taipei.
* 1959 - Aceh ditetapkan sebagai Daerah Istimewa.
* 1965 - Sebuah deklarasi mengenai pertukaran ekskomunikasi antara Gereja
Katolik Roma dan Patriarkat Konstantinopel dibacakan di Konsili Vatikan
Kedua.
* 1975 - Indonesia menginvasi Timor Timur.
* 1995 - Wahana luar angkasa Galileo tiba di Yupiter.
* 2004 - Hamid Karzai dilantik secara resmi sebagai Presiden Afganistan.
* 2004 - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjebloskan Abdullah Puteh,
Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, ke Rutan Salemba sebagai tersangka
kasus korupsi pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai
Rp.12,5 miliar.


(8 Desember)

* 1941 - Pengeboman Pearl Harbor oleh pasukan Jepang pada Perang Dunia II.
* 1962 - Revolusi Brunei pecah dipimpin oleh Yassin Affandi dan pemberontak
bersenjatanya.
* 1980 - Mark Chapman menembak John Lennon, salah seorang anggota The Beatles,
di luar apartemen Dakota di New York City.
* 1991 - Penguasa Rusia, Ukraina dan Belarus membubarkan Uni Soviet dan
mendirikan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka.


(9 Desember)

* 1937 - Tentara Jepang menyerang kota Nanjing, RRC.
* 1941 - Perang Dunia II: Tiongkok, Korea dan Kuba menyatakan perang terhadap
Jerman dan Jepang.
* 1941 - Pembantaian Rawagede: sebanyak 431 penduduk sipil Kampung Rawagede di
Karawang ditembak mati oleh sepasukan tentara Belanda (KNIL) tanpa
proses pengadilan.

* 1961 - Tanganyika (kini Tanzania, setelah bergabung dengan Zanzibar) merdeka
dari Britania Raya.
* 1987 - Intifadah I dimulai: Palestina menyerang Israel di Tepi Barat dan Jalur
Gaza.
* 1990 - Lech Walesa menjadi presiden pertama Polandia yang dipilih melalui
pemilu.
* 2003 - Ledakan di pusat kota Moskwa menewaskan 6 orang dan melukai sedikitnya
11 orang.


(10 Desember)

* 1868 - Lampu lalu lintas pertama kali dipasang di London, Inggris.
* 1898 - Penandatanganan Traktat Paris mengakhiri Perang Amerika-Spanyol.
Spanyol mengakui kemerdekaan Kuba dan menjual kekuasaan atas Guam,
Filipina serta Puerto Riko kepada Amerika Serikat seharga AS$20 juta.
* 1901 - Penganugerahan Penghargaan Nobel yang pertama di Stockholm, Swedia pada
peringatan wafatnya (pada tahun 1896) sang pemrakarsa penghargaan
tersebut, Alfred Nobel.
* 1936 - Edward VIII menandatangani surat abdikasi, menjadi satu-satunya raja
Inggris yang secara sukarela mengundurkan diri dari tahta.
* 1957 - Permina (kelak bernama Pertamina), perusahaan minyak milik negara,
didirikan.


(11 Desember)

* 1749 - Kabupaten Blora didirikan.
* 1931 - Statute of Westminster memberikan kemerdekaan legislatif yang penuh
kepada Negara Bebas Irlandia, Newfoundland, Kanada, Selandia Baru,
Australia dan Afrika Selatan.
* 1946 - UNICEF didirikan.
* 1981 - Sekitar 900 warga sipil di El Salvador dibunuh dalam pembantaian El
Mozote.
* 1994 - Presiden Rusia Boris Yeltsin memerintahkan pasukan Rusia untuk memasuki
Chechnya.
* 2001 - Republik Rakyat Cina bergabung dengan WTO.


(12 Desember)

* 1915 - Presiden Republik Cina, Yuan Shikai, mengembalikan pemerintah berbentuk
kerajaan dan menyatakan dirinya sebagai Kaisar Tiongkok.
* 1959 - Pembukaan SEA Games (saat itu bernama Southeast Asian Peninsular Games)
pertama di Bangkok.
* 1962 - Serangan ke Limbang, pertempuran militer antara Britania Raya dan
pemberontak Tentara Nasional Kalimantan Utara.
* 1963 - Kenya merdeka dari Britania Raya.
* 1964 - Jomo Kenyatta menjadi presiden pertama Republik Kenya.
* 1979 - Rhodesia mengganti namanya menjadi Zimbabwe.
* 1992 - Tsunami melanda pulau Flores, menewaskan kurang lebih 3.000 orang


(13 Desember)

* 1937 - Pertempuran Nanking berakhir dengan kemenangan Jepang dan jatuhnya kota
yang kemudian menjadi tempat peristiwa Pembantaian Nanking.
* 1937 - Soemanang, A.M. Sipahoetar, Sugondo Djojopuspito, Pandoe Kartawagoena
dan Adam Malik mendirikan kantor berita ANTARA.
* 1949 - Ibu kota Israel berpindah ke Yerusalem.
* 1974 - Malta menjadi sebuah negara republik.
* 1996 - Kofi Annan dilantik menjadi Sekretaris Jenderal PBB.
* 2003 - Mantan presiden Irak, Saddam Hussein ditangkap di dekat kampung
halamannya di Tikrit.

Definisi Sejarah

* Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu kitaran jatuh bangunnya seseorang
tokoh, masyarakat dan peradaban.[Herodotus, Bapak Sejarah]

* Sejarah ialah sejenis bentuk penyelidikan atau suatu penyiasatan tentang perkara-
perkara yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau. [R. G. Collingwood]

* secara harafiah berasal dari kata bahasa Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya pohon.
Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam
bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah
lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai.
Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata
lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.
[Etimologi]